Contoh majas metonimia adalah ‘ia membaca Gadis Kretek’, ‘Ibu Sita mengakui darah dagingnya’, dan ‘Caca menggunakan Scarlett setiap pagi’. Selengkapnya di sini.
Contoh majas metonimia seringkali kita temui dalam dialog seseorang baik dalam layar lebar maupun secara langsung. Bahkan terkadang, kita pun tidak sadar ketika mempraktekkannya saat berinteraksi dengan seseorang.
Jika ditinjau dari sudut pandang ilmu Bahasa Indonesia, majas metonimia termasuk dalam jenis majas perbandingan. Istilah majas sendiri memiliki arti kiasan. Secara sederhana, bisa diartikan dengan cara menggambarkan sesuatu dengan menyamakan hal tersebut dengan sesuatu yang lain.
Selain majas perbandingan, juga terdapat jenis majas lainnya. Seperti halnya majas sindiran yang terdiri dari majas ironi, sarkasme, dan sinisme. Jenis majas penegasan terdiri dari repetisi, retorika, dan lain-lain. Sementara jenis majas pertentangan terdiri dari majas litotes, antitesis, dan paradoks.
Ciri-Ciri Majas Metonimia
Untuk membedakan majas metonimia dan jenis majas lainnya, ada beberapa ciri yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis. Tentu ciri-ciri berikut ini bakal memudahkan Anda untuk membedakan majas metonimia dengan majas-majas lainnya.
1. Menggunakan Kata-Kata Tertentu sebagai Perbandingan
Majas metonimia selalu menggunakan kata-kata tertentu untuk membuat perbandingan dengan kata aslinya. Kata-kata tertentu itu tidak dibuat secara asal dan acak. Melainkan sudah disepakati penggunaan, arti, dan susunannya. Ciri pertama dapat diambil contoh pada kata kiasan meja hijau.
Frasa meja hijau, bisa digunakan untuk merujuk pada ‘meja yang berwarna hijau’ maupun ‘meja pengadilan’. Apabila frasa itu digunakan untuk membentuk majas metonimia, berarti makna yang lebih tepat untuk dipilih adalah ‘meja pengadilan’ dan menggunakan meja hijau untuk menggantikannya.
2. Kata Pengganti yang digunakan Saling Berkaitan
Ciri yang kedua adalah kata yang digunakan untuk menggantikan merek, karya ataupun kiasan, selalu memiliki keterkaitan. Seperti halnya Citilink untuk menggantikan istilah ‘maskapai penerbangan’, karena Citilink termasuk dalam salah satu jenis maskapai penerbangan.
3. Terkenal Pada Masanya
Biasanya, merek, karya, ataupun kiasan yang digunakan kebanyakan adalah kata-kata yang terkenal pada masanya. Dimana semua orang mengetahui kata tersebut dan terdengar sangat familiar. Seperti halnya merek kendaraan Toyota dan Honda atau merek maskapai penerbangan Lion Air.
Contoh Majas metonimia dan Penjelasannya
Majas metonimia seringkali menggunakan sebuah merek untuk menggantikan kata benda yang digunakan. Seperti halnya frasa ‘pasta gigi’ digantikan dengan Pepsodent, kata ‘mobil’ digantikan dengan Hyundai, dan lain sebagainya. Berikut contoh majas metonimia beserta penjelasannya.
1. Merek
Salah satu yang sering dipakai untuk membandingkan atau untuk membentuk majas metonimia adalah merek. Baik itu merek mobil, makanan, minuman, perusahaan, dan lain sebagainya. Mengingat ada banyak sekali merek yang seringkali kita gunakan sehari-hari.
- Linggan berkendara dengan Nmax ke Surabaya. (Nmax merupakan salah satu jenis sepeda motor merek Yamaha)
- Bapak berangkat dengan Hyundai ke kantor. (Hyundai merupakan merek mobil dari Korea Selatan)
- Ibu menyeduh dua cangkir Kapal Api di malam hari. (Kapal Api termasuk dalam salah satu merek kopi)
- Harum mendarat di Malaysia dengan Lion Air. (Lion Air merupakan nama dari maskapai penerbangan yang ada di Indonesia)
- Caca menggunakan Scarlett setiap pagi. (Scarlett termauk dalam salah satu merk body lotion)
- Ibu menggosok gigi menggunakan Pepsodent di kamar mandi. (Pepsodent merupakan salah satu merek sikat gigi dan odol)
- Adik menghilangkan Tupperware hijau milik ibu. (Tupperware merupakan merek salah satu tempat bekal makanan)
- Bapak menaiki Beat untuk bertemu temannya. (Beat merupakan jenis sepeda motor merek Honda)
- Aku berangkat menggunakan Ranggajati malam ini. (Ranggajati merupakan nama salah satu kereta api jurusan Sragen milik KAI)
- Indana terbang ke Bali menggunakan Citilink. (Citilink merupakan salah satu nama penerbangan yang ada di Indonesia)
2. Karya
Selain merek, orang-orang juga seringkali menggunakan judul karya atau nama penulis untuk membandingkan dan membentuk majas metonimia. Seperti halnya karya sebuah lukisan, buku, pahatan, nama penulis Chairil Anwar, Oki Madasari, Tere Liye, dan lain-lain.
- Ia membaca Gadis Kretek. (Gadis Kretek merupakan judul buku karya Ratih Kumala)
- Ana membacakan Prambanan di atas panggung. (Prambanan merupakan salah satu karya puisi Emha Ainun Najib)
- Nanda menyanyikan Kangen di atas panggung. (Kangen merupakan judul lagu karya Ahmad Dhani)
- Mereka menonton Surga yang tak Dirindukan 2 di bioskop. (Surga yang tak Dirindukan 2 adalah judul film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo)
- Ia mengamati Guernica di museum bersama temannya. (Guernica merupakan karya seni lukis milik Pablo Picasso)
- Tsana menulis Geez dan Ann di ruang kerjanya. (Geez dan Ann merupakan judul novel karya Rintik Sedu)
- Nadia meniru The Starry Night untuk tugas sekolahnya. (The Starry Night merupakan karya seni lukis milik Vincent van Gogh)
- Mereka menyanyikan Sampai Jumpa di acara perpisahan sekolah. (Sampai Jumpa merupakan judul lagu milik Endank Soekamti)
- Sasa membacakan Telah Satu di acara pernikahan temannya. (Telah Satu merupakan judul puisi karya W.S. Rendra)
- Sinta telah menonton Hati Suhita bersama menantunya. (Hati Suhita merupakan judul film yang disutradarai oleh Archie Hekagery)
- Ia menemui sahabatnya untuk mendiskusikan tentang Bumi Manusia. (Bumi Manusia merupakan judul buku karya Pramoedya Ananta Toer)
3. Kiasan
Pun perbandingan dalam majas metonimia juga bisa diisi dengan kiasa-kiasan. Seperti halnya kutu buku, meja hijau, serangan fajar, dan lain sebagainya. Biasanya, penggunaan kata kiasan dilakukan untuk menyamarkan keadaan yang sebenarnya.
- Makanan itu habis dilahap oleh si kutu buku. (frasa kutu buku dalam kalimat tersebut merujuk pada atau bisa digantikan dengan nama seseorang)
- Mereka menyelesaikan pendaftaran dibawah meja. (dibawah meja memiliki arti sesuatu yang digunakan untuk menyogok)
- Om dan tante menyelesaikan permasalahan mereka di meja hijau. (frasa meja hijau merujuk pada keterangan tempat, yakni pengadilan)
- Linggan berhasil menghadapi masalahnya dengan kepala dingin. (kepala dingin merujuk pada sifat tenang atau sabar)
- Laki-laki itu lintah darat. (lintah darat merupakan frasa untuk menyebut rentenir atau orang yang suka membungakan uang)
- Ikhwan sudah menjadi kepala rumah tangga sekarang. (kepala rumah tangga merujuk pada pengertian orang yang bertanggung jawab terhadap keluarga)
- Ia bukan berarti otak udang, tetapi ia hanya tidak mengerti saja. (otak udang merujuk pada sifat bodoh)
- Survei kali ini, terasa seperti cuci mata dibandingkan bekerja. (cuci mata merupakan istilah yang berarti bersenang-senang)
- Ibu Sita mengakui Reno sebagai darah dagingnya pagi ini. (darah daging memiliki arti anak kandung)
- Rifki menjadi bintang lapangan di permainannya kali ini. (bintang lapangan merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada pemain terbaik)
Contoh majas metonimia bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dialog dalam sebuah film, kartun, hingga sinetron. Bahkan penggunaan majas metonimia secara tidak sadar juga seringkali kita gunakan ketika berinteraksi dengan seseorang dalam dunia nyata.
Penggunaan majas ini bukan tanpa sebab. Beberapa orang sengaja memilih untuk menggunakan majas metonimia untuk menghasilkan ucapan yang lebih halus. Terutama ketika merujuk pada seseorang. Dengan begitu, orang tersebut pasti akan menggunakan kiasan dalam ucapannya.