Contoh majas sindiran umumnya dibedakan menjadi beberapa jenis. Setiap jenis majas sindiran memiliki ciri yang berbeda-beda. Ini dia selengkapnya!
“Wah, keren sekali selalu datang terlambat”. Begitulah bunyi salah satu contoh majas sindiran. Majas sendiri merupakan sebuah bentuk gaya bahasa yang kerap digunakan dalam sebuah karya sastra. Biasanya, tujuan penggunaannya adalah untuk memberikan keindahan pada pengungkapan bahasa.
Suatu karya yang dibumbui dengan majas akan terlihat lebih berwarna dan ekspresif. Tidak heran jika majas seperti merupakan salah satu elemen penting dalam karya sastra mulai dari puisi, prosa hingga aneka macam novel. Penggunaan majas inilah yang membuat sebuah karya jadi semakin memikat.
Salah satu majas yang amat menarik untuk dibahas adalah majas sindiran. Pasalnya, majas ini secara tidak langsung sering kali digunakan dalam keseharian. Secara umum, majas jenis ini digunakan untuk menyampaikan pesan kritik dengan kejengkelan namun tetap memiliki kesan yang halus.
Pengertian Majas Sindiran
Secara harfiah, majas sindiran dapat diartikan sebagai sebuah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan kritik dan ejekan secara halus ataupun tersirat. Biasanya, gaya bahasa ini akan ditunjukkan pada seseorang, kelompok atau situasi tertentu.
Penggunaan majas jenis ini akan membuat kalimat sindiran menjadi lebih tertata sehingga pesan kritik bisa tersampaikan secara jelas tanpa menyebutkan nama secara langsung. Dalam sebuah majas sindiran, terdapat beberapa elemen kata yang memuji. Namun, ternyata bermakna sebaliknya.
Jenis dan Contoh Majas Sindiran
Secara umum, majas sindiran terbagi menjadi beberapa jenis. Beberapa jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lainnya. Berikut ini penjelasan selengkapnya!
1. Ironi
Majas jenis ini memiliki karakteristik penggunaan kalimat awal yang meninggikan sementara kalimat akhir yang menjatuhkan. Sederhananya, kalimat awal pada majas jenis ini diawali dengan pujian atau kata-kata yang menyanjung barulah diakhiri dengan sindiran tegas.
Beberapa contoh majas sindiran ironi antara lain:
- Sepertinya kamu sangat cocok jadi dokter, tulisanmu ini benar-benar tidak bisa dibaca dan membuatku pusing
- Wah, kamu rajin sekali, sampai-sampai mandi saja hanya satu kali setiap hari
- Murid-murid di kelas ini ternyata rajin semua, sampai-sampai tidak ada satupun yang mengumpulkan PR-nya.
- Desa di sini memang indah sekali ya, sampai-sampai sungai penuh warna karena banyak sampah yang berserakan
- Tidur di kasur ini memang nyaman sekali, punggungku sampai sakit
2. Sinisme
Jenis majas sindiran yang kedua adalah sinisme. Dalam gaya bahasa ini, ungkapan sindiran dilakukan dengan menggunakan kata yang cenderung kasar. Umumnya, kata-kata dalam majas sindiran jenis sinisme ini digunakan untuk menyampaikan kekecewaan secara langsung.
Meskipun penyampaiannya langsung, namun perlu diperhatikan penggunaan bahasanya agar tidak terlalu menyakiti orang yang mendengarnya. Adapun contoh majas sindiran sinisme adalah sebagai berikut:
- Sikapmu yang seperti ini sudah benar-benar mengecewakan!
- Saya sudah lelah mendengar janji-janji manismu itu, omong kosong!
- Padahal kamu adalah publik figure, tidak seharusnya kamu melakukan hal itu.
- Bagaimana kamu bisa berumah tangga jika mengurus diri sendiri saja tidak becus!
- Anak baru itu bikin pusing saja. Baru satu hari kerja sudah bikin masalah.
3. Sarkasme
Majas sindiran selanjutnya adalah sarkasme. Jenis gaya bahasa satu ini digunakan untuk mengungkapkan sindiran dengan langsung menggunakan kata-kata yang menohok. Gaya bahasa satu ini sangat cocok digunakan saat berkomunikasi dengan seseorang yang tidak disukai.
Jenis sindiran satu ini sangat sering dijumpai sehari-hari. Hal ini disebabkan karena kata-kata sindiran sarkasme kerap digunakan di film dan sinetron. Ini dia beberapa contoh majas sarkasme:
- Mulutmu itu memang setajam silet dari dulu
- Janji-janjimu memang seperti bisa ular berbisa.
- Pekerjaanmu seperti siput, lambat sekali!
- Jadi koruptor memang kaya raya. Tapi sayang, hidupnya banyak di penjara.
- Wah, mobilmu yang kamu pamerkan bagus sekali. Ayahmu yang belikan, ya?
4. Satire
Selanjutnya adalah majas sindiran jenis satire. Gaya bahasa pada jenis ini merupakan gabungan antara majas ironi dan sarkasme. Pada beberapa kondisi, seseorang juga bisa mengkombinasikannya menjadi tiga majas sekaligus yaitu sarkasme, ironi dan parodi.
Dengan gabungan ketiga majas tersebut, satire biasanya sering diungkapkan dalam beberapa karya tulis mulai dari puisi, cerpen hingga novel. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
- Harga minyak goreng sekarang mahal. Kami pun harus menggunakannya hingga menghitam
- Netizen sekarang itu kemampuannya melebihi reporter andal. Bagaimana tidak, peristiwa yang tidak pernah terjadi saja bisa saja jadi berita karena mereka.
- Berapa harga gula saat ini? Apakah benar-benar mahal sampai kopi ini tidak ada rasa manisnya sama sekali.
- Bajumu kekurangan bahan? Saking ketatnya sampai perutmu terlihat.
- Apakah cuaca diluar hujan deras sampai bajumu basah begitu?
5. Innuendo
Jenis majas sindiran berikutnya adalah innuendo. Jenis majas satu ini merupakan sebuah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang merujuk pada hal-hal lebih dalam. Sederhananya, pesannya memiliki makna tersembunyi. Gaya bahasa satu ini terbatas dipahami beberapa orang.
Secara umum, penggunaan majas sindiran innuendo ini dapat ditemukan di banyak karya sastra mulai dari puisi, prosa hingga novel. Karakteristik gaya bahasa ini biasanya menciptakan efek dramatis atau bahkan ada juga yang memberikan nuansa humor dan komedi dalam komunikasi.
Agar lebih bisa memahami jenis majas satu ini, berikut adalah beberapa contoh kalimat yang mengandung gaya bahasa sindiran khas innuendo:
- Kamu mungkin mengenal dia sebagai orang yang baik, sayangnya dia suka berbohong
- Anak jaman sekarang mungkin terlihat sempurna karena ganteng dan kaya raya. Tapi, moralnya saja yang tidak ada.
- Kamu itu berlebihan sendiri, kekasihmu itu hanya belum membalas chatmu 2 jam, bukan meninggalkanmu dengan wanita lain!
- Disuntik itu rasanya cuma seperrti digigit semut kok, jangan takut!
- Kamu ini apa masih kecil ya? Masa cuma buka tutup botol saja tidak bisa?
6. Paradoks
Jenis terakhir dalam majas sindiran adalah paradoks. Pada jenis majas satu ini, pernyataan sindiran diungkapkan dengan menggunakan dua kata yang memiliki makna yang berlawanan. Penggunaan pernyataan yang kontradiktif ini dapat menciptakan kesan yang menarik dan mendalam.
Meskipun pernyataan yang digunakan terlihat bertentangan atau kontradiktif secara logika, namun tetap mengandung kebenaran yang menarik. Jika ingin lebih detail mengetahui tentang majas sindiran jenis paradoks, berikut ini adalah beberapa contoh majas sindiran jenis paradoks:
- Di negara Indonesia yang super kaya akan sumber daya alam ini, ternyata masih banyak masyarakatnya yang miskin (mengandung kata kontradiktif: kaya dan miskin)
- Meskipun dia seorang pelari tercepat, ternyata dia sering terlambat datang ke sekolah (mengandung kata kontradiktif: tercepat dan terlambat)
- Dia memang menjadi gadis tercantik di desa, namun itu hanya topeng untuk menutupi sifat jeleknya saat di kota (kata kontradiktif: tercantik dan kejelekan)
- Hidup merupakan sebuah kematian yang panjang (kata kontradiktif: hidup dan kematian)
- Pada dasarnya, kegagalan merupakan sebuah kunci utama kesuksesan (kata kontradiktif: kegagalan dan kesuksesan)
Melalui penjelasan di atas, maka bisa lebih mudah memahami apa itu gaya bahasa sindiran dan jenis-jenisnya. Majas satu ini menarik untuk dipelajari agar bisa lebih cerdas dalam menyampaikan kekecewaan, rasa kesal, kritik, dan lain sebagainya.
Pada akhirnya penggunaan majas sindiran menggunakan kecermatan dalam pemilihan kata dan kalimatnya. Pasalnya, sindiran yang digunakan bijaksana dapat memberikan kesan kuat dan mengundang refleksi positif.
Itulah tadi beberapa jenis dan contoh majas sindiran. Penting untuk diingat bahwa penggunaan majas sindiran tetap harus menjaga sikap hormat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan agar tidak melukai perasaan orang lain.