Permasalahan dari Coldplay yang diduga LGBT masih menjadi misteri bagi netizen.
Baru-baru ini ada banyak sekali yang mempertanyakan tentang Coldplay yang LGBT atau tidak? Bahkan pertanyaan ini juga menjadi polemik hingga kalangan papan atas tokoh di Indonesia lho.
Lalu gimana sih? Maka dari itu, fakta.id akan mengumpulkan sejumlah data dari berbagai macam portal berita untuk merangkumnya. Kalian tinggal menyimpulkan gimana jawaban yang terbaiknya.
Apakah Coldplay LGBT?
Berikut ini adalah kumpulan informasi yang berhasil fakta.id kumpulkan!
Dari SindoNews:
Sampai sejauh ini memang belum ada klarifikasi langsung tentang isu LGBT ini dari pihak Coldplay. Untuk mencari jawabaan merebaknya rumor Coldplay pendukung LGBT, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan penelusuran pustaka digital. Salah satu penelusuran menemukan postingan berita seputar Coldplay yang diklaim bersinggunan dengan LGBTdi di akun Twitter @ColdplayXtra.
Dalam postingan tersebut, diketahui bahwa vokalis Coldplay,Chris Martin, disebut sebagai sekutu bagi komunitas LGBT. Bahkan, sejak awal kariernya, Chris Martin telah mendukung LGBT.
“Seorang sekutu bagi komunitas LGBT+” kicau akun tersebut. "Sejak awal kariernya, Chris Martin sudah mendukung kebebasan hak-hak kaum g*y,” sambung akun itu.
Selain jejak digital, beberapa foto juga menunjukkan kebiasaan Chris Martin dalam mengibarkan bendera warna-warni khas LGBT selama konser-konser Coldplay.
“Ia kerap mengibarkan bendera LGBT pada konser-konser Coldplay,” sambung akun @ColdplayXtra Anggota panitia kerja pusat PAS (Partai Islam se Malaysia), Nasrudin Hassan juga sempat memposting foto vokalis Coldplay, Chris Martin, membawa bendera pelangi di sebuah konser di London, Inggris.
Postingan itu berkaitan dengan protes pihaknya terhadap rencana konser Coldplay di Malaysia.
Selain foto-foto, dalam artip pemberitaaan di Majalah Rolling Stone di tahun 2019, Chris Martin sempat berbagi masa lalunya yang "sangat h*mofobik". Chris mengaku bahwa dirinya sempat merasa bingung dengan seksualitasnya.
Penyanyi berusia 42 tahun itu mengatakan bahwa dirinya sempat mengalami kebingungan yang mengerikan saat dirinya menghadapi h*mophobia “Ketika aku pergi ke asrama sekolah, aku berjalan sedikit lucu dan aku merasa (menjadi) h*mofobia, karena aku seperti, ‘Jika aku g*y, aku akan hancur di akhirat’,” ucap ayah dari 2 anak itu. “… Dan ketika aku masih kecil, seperti yang kamu tahu, mencari tahu tentang seksualitas… Mungkin aku g*y, mungkin aku ini, mungkin aku itu, aku tidak bisa seperti ini. Aku sangat takut.”
Dari PikiranRakyat:
Setelah ditelusuri, ada fakta menarik tentang Chris Martin. Sang vokalis ternyata mengidap Synaesthesia.
Synaesthesia bukanlah penyakit, tetapi kondisi neurologis yang menghasilkan pengalaman sensorik yang tidak biasa. Dalam synaesthesia, stimulasi pada satu indra menghasilkan respons atau pengalaman pada indra lainnya. Dalam kata lain, seseorang dengan synaesthesia dapat mengalami penggabungan atau percampuran indra yang tidak biasa.
Contohnya, seseorang dengan synaesthesia mungkin melihat angka atau huruf dengan warna tertentu. Ini berarti ketika mereka melihat angka 3, mereka mungkin melihatnya sebagai warna hijau, sedangkan angka 5 mungkin mereka lihat sebagai warna merah. Ada juga bentuk synaesthesia lainnya, seperti melihat rasa, mendengar bentuk, atau merasakan aroma saat melihat sesuatu.
Synaesthesia bukanlah gangguan atau penyakit yang memerlukan pengobatan. Secara umum, orang-orang dengan synaesthesia hidup dengan pengalaman ini sepanjang hidup mereka dan mereka menganggapnya sebagai bagian yang unik dari cara mereka berinteraksi dengan dunia. Bagi beberapa orang, synaesthesia bahkan bisa menjadi sumber inspirasi dalam seni, musik, atau penulisan.
Dalam wawancaranya bersama NME, Chris Martin mengatakan kondisi Synaesthesia ini sering hadir secara tiba-tiba di benaknya. Namun dia menyebut ini adalah kondisi yang wajar sebagai penyanyi.
Dari Malang Jatim Network:
Berdasarkan penulusuran yang dilakukan MalangNetwork.com, Chris Martin rupanya pernah mengalami sesuatu saat ia kecil.
Diduga hal tersebut yang membuatnya bersikap seperti saat ini.
Lantas benarkah Chris Martin g*y hingga Coldplay menjadi band pendukung LGBT?
Mantan suami Gwyneth Paltrow ini dididik dalam keluarga kristen yang taat dan membuatnya percaya bahwa menjadi g*y adalah hal yang salah.
Hal itu sempat membuat Chris remaja mengalami h*mofobia.
Bahkan ketika menempuh pendidikan di sekolah asrama, Chris Martin juga pernah merasa takut jika dirinya g*y.
“Mungkin saya g*y, mungkin saya ini, mungkin saya itu, saya tidak boleh begitu, Jadi saya takut,” ucap Chris Martin seperti dikutip dari Hype.
Bahkan teman-teman sekolahnya juga pernah merudungnya dengan tudingan ia adalah seorang g*y.
“Selama beberapa tahun mereka bersikap seolah-olah berkata ‘Kamu benar-benar g*y’ dengan cara yang cukup agresif,” tambahnya lagi seperti dikutip dari People.
Hingga saat usianya 15 tahun, pemikirannya akan ketakutan dan kekhawatiran tentang g*y pun tiba-tiba saja berubah.
Menurutnya, ‘jika memang iya, lantas kenapa?’. Pemikiran itu pun membuat pandangannya terhadap g*y berubah.
Tudingan Chris Martin seorang g*y dan Coldplay mendukung LGBT ini sebenarnya sudah cukup lama terdengar.
Namun hingga saat ini baik pihak Coldplay maupun Chris Martin tak pernah memberikan keterangan jelas secara resmi mengenai tudingan tersebut.