Istilah tantrum sudah dikenal sejak lama yang diketahui sebagai sebuah kondisi emosi meledak-meledak baik pada anak-anak atau orang dewasa. Bahaya tantrum sangat beragam yang mana apabila tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan beberapa hal-hal lainnya.
Keadaan yang tidak bisa terkontrol dengan baik akan dilampiaskan melalui berbagai jenis emosi, seperti marah, berontak, menangis, sedih, berteriak, sampai melempar benda-benda di sekitarnya. Kondisi ini umum terjadi pada anak usia 1 sampai 3 tahun.
Tantrum bukan hal yang bisa dianggap cukup besar tetapi juga tidak boleh meremehkannya. Seiring bertambahnya usia, maka si kecil dapat mengalami perkembangan emosi stabil dimana juga harus didukung oleh parenting orang tua yang baik.
Apa itu Tantrum?
Sebelum membahas tentang cara penanganan, baiknya mengetahui dahulu apa itu tantrum. Ini merupakan kondisi anak yang sedang mengalami ledakan emosi kemarahan secara tidak terkontrol sehingga menyebabkan munculnya reaksi seperti teriak, menangis, menendang, dan lainnya.
Emosi tidak terkendali ini dapat muncul pada anak dengan berbagai bentuk, sebagai contoh menangis, memukul, berteriak, berguling-guling, menendang, melempar benda-benda, memukuli diri sendiri atau orang lain, mual, sampai muntah-muntah.
Tantrum umumnya terjadi pada anak usia 1 – 3 tahun dimana merupakan keadaan yang normal terjadi dan dapat mereda dengan baik tergantung dari bagaimana orang tua menghadapinya. Emosi yang meluap-luap ini akan semakin memudar memasuki usia 4 tahun ke atas.
Keadaan ini adalah hal wajar dimana menjadi bagian dari perkembangan emosional, bahasa, dan sosial dari anak. Itu terjadi sebab anak usia batita masih belum mampu mengomunikasikan perasaan dan emosinya dengan baik sehingga reaksi yang muncul berupa frustasi.
Anak-anak bisa mengalami ledakan emosi dengan dipicu berbagai faktor dan dimana saja. Oleh sebab itu, orang tua mempunyai pekerjaan rumah yang penting agar dapat menenangkan si kecil dan paling penting tidak ikut terbawa suasana emosional tersebut.
Penyebab Tantrum
Secara umum, tantrum disebabkan oleh tidak terkontrolnya emosi karena kesulitan dalam mengutarakan perasaan sehingga terlihat sangat meluap-luap. Agar lebih jelas dan lengkap, berikut beberapa penyebab dari tantrum.
Belum Mampu Ungkapkan Keinginan
Anak di usia di bawah 3 tahun belum mempunyai kemampuan bahasa dan ekspresi keinginan dengan sempurna dimana baru berkembang sebanyak 75% sehingga sering memperlihatkan kondisi emosi yang tidak terkendali karena kesulitan tersebut.
Kurang Jam Tidur
Tidur menjadi aktivitas paling penting bagi anak-anak sehingga ketika emosi meledak tiba-tiba datang bisa terjadi karena mereka memiliki jam tidur yang kurang. Secara ideal anak usia 1-2 butuh jam 11-14 jam dan usia 1-3 tahun butuh tidur selama 10-13 jam.
Screen Time Tidak sesuai Usia
Di era seperti sekarang, tidak mudah melepaskan anak dari penggunaan gadget, namun jika berlebihan dan tidak sesuai dengan usia bisa menyebabkan tantrum. Sebaiknya usia 1-4 tahun hanya memiliki screen time maksimal 1 jam saja.
Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak juga memiliki risiko tersebut akibat dari trauma atau stress. Anak biasanya akan kesulitan tidur, sering terbangun di malam hari, dan lainnya sehingga hal ini membutuhkan penanganan dari ahli segera.
Penyebab Berupa Gangguan Perilaku dan Mental
Selain penyebab sebelumnya, terdapat beberapa kemungkinan lainnya yang bisa menyebabkan anak mengalami tantrum yaitu karena gangguan perilaku atau mentalnya. Berikut 3 kemungkinannya.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD adalah gangguan perilaku yang menyebabkan anak kesulitan untuk fokus atau konsentrasi sehingga terlihat pada gejala umum berupa hiperaktif, impulsive, dan haus akan perhatian. Anak dengan ADHD akan cenderung mudah frustrasi saat muncul pemicunya.
Autisme
Autisme merupakan gangguan spectrum autism yang dapat menyebabkan anak mengalami ledakan emosi tidak terkontrol. Kelaian perkembangan syaraf ini mempengaruhi perilaku dan kemampuan komunikasinya sehingga saat diberi stimulasi berlebihan akan mudah marah, kesal, atau frustrasi.
Gangguan Mood
Gangguan Mood atau suasana hati dalam istilah medis dikenal dengan Disruptive Mood Dysregulation Disorder (DMDD). Jika anak terindikasi DMDD, maka mereka sangat rentan sekali mengalami tantrum ketika tidak bisa mendapatkan yang diinginkan, tidak nyaman, dan pemicu lainnya.
Ciri Ciri Tantrum
Ketika tantrum terjadi, anak-anak akan menunjukkan ciri-ciri yang beragam. Namun, secara umum ciri paling mudah dikenali adalah sebagai berikut.
- Menangis
- Berteriak
- Merengek
- Memukul
- Menendang
- Melempar benda-benda
- Mencubit
- Mendorong
- Menggigit
- Mengayunkan tangan dan kakinya
- Menahan napas
- Membuat kaku tubuhnya sehingga tidak bisa dipindahkan atau digendong
- Melemaskan tubuhnya sehingga juga tidak dapat dipindahkan atau digendong
Tanda Tantrum Berbahaya
Selain tanda-tanda umum pada pembahasan sebelumnya, terdapat tanda tantrum berbahaya dimana apabila sudah terlihat tanda seperti di bawah ini, maka orang tua patut waspada dan harus segera memberikan penanganan secara cepat.
- Keadaan emosi yang tidak dapat dikendalikan tersebut sudah berjalan lebih dari 15 menit
- Menunjukkan gejala perilaku yang bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain, misalkan memukul bagian tubuh sendiri, melempari barang ke orang lain, dan lainnya.
- Menimbulkan perasaan yang terasa semakin buruk antara hubungan anak dan ibunya
Melalui tanda yang sudah terindikasi berbahaya tersebut, maka sebagai orang tua harus segera mencari bantuan dari ahlinya yaitu psikolog atau dokter agar mendapatkan skrining serta konsultasi lebih lanjut. Semakin awal ditangani, maka dampak buruk dapat semakin ditekan.
Cara Hadapi Anak Tantrum
Tantrum adalah kondisi yang normal dimana tidak mudah melampiaskan amarah adalah sifat orang kebanyakan, termasuk anak-anak yang terbatas komunikasi dan kemampuan ekspresi dirinya. Berikut cara hadapi anak yang mengalami tantrum.
- Sebagai orang tua, harus dalam keadaan tenang terlebih dahulu sehingga tarik napas panjang dan buang kepanikan
- Ajak anak ke tempat yang sepi atau tidak ramai
- Berikan waktu kepada anak untuk meluapkan emosinya dan menenangkan diri. Ini juga disebut dengan Time Out Method
- Mengalihkan perhatian anak
- Memeluknya
- Mendengarkan penjelasannya dengan seksama dan penuh perhatian
- Memvalidasi apa yang anak rasakan
- Mencari tahu penyebabnya
- Memberikan pengertian dengan penuh kasih sayang dan perhatian
- Tidak memberi hukuman secara fisik
Apakah Orang Dewasa Bisa Tantrum?
Saat ini, muncul trend kata ‘tantrum’ yang tidak hanya menggambarkan kondisi anak tetapi juga orang dewasa. Tantrum orang dewasa umumnya tidak banyak perbedaan dengan gejala anak-anak, mulai dari berteriak, menangis, memukul, melempar, dan lain sebagainya.
Ada beberapa tanda-tanda tantrum pada orang dewasa seperti berikut.
- Si Pendiam. Tipe ini akan menyampaikan kemarahannya secara tidak langsung (pasif-agresif)
- Si Suka Mengoceh. Tipe yang suka mengomel, membentak, menggertak, dan tangis amarah tidak terkendali
Keadaan emosi yang memuncak dan sulit dikendalikan terjadi pada anak-anak sampai orang dewasa. Secara umum, penyebabnya adalah sama yaitu emosi yang tidak stabil akibat adanya pemicu.
Bahaya tantrum bisa berakibat buruk apabila sudah menunjukkan gejala berupa menyakiti diri sendiri dan orang lain. Jika hal ini muncul, maka perlu segera mendapatkan bantuan dari ahlinya, baik psikolog maupun dokter.