Puasa merupakan salah satu rukun Islam. Oleh karena itu, orang tua perlu tahu bagaimana cara mengajarkan anak puasa sejak kecil. Hal tersebut sangat penting agar ketika beranjak remaja mereka tidak terlalu kesulitan karena sudah terbiasa.
Pada umumnya, pemahaman akan puasa sudah bisa diberikan ketika menginjak usia 3 tahun. Hanya saja, tentu semua itu dibutuhkan proses dan tidak bisa langsung puasa satu hari penuh. Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa coba dilakukan.
Kenapa Melatih Anak Puasa Sangat Penting?
Ketika anak sudah memasuki akhir balig, maka mereka akan diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Bagi yang sudah terbiasa, mungkin kewajiban ini tidak akan terasa berat meskipun harus menahan haus dan lapar selama lebih dari 10 jam.
Akan tetapi, jika tidak dilatih sejak kecil, maka anak akan merasa terbebani. Bahkan, banyak orang selain beragama Islam mencoba untuk melakukan puasa satu hari saja dan merasa keberatan. Padahal, di bulan Ramadhan puasa dilakukan selama satu bulan penuh.
Jadi, sangat penting untuk mulai melatih anak berpuasa sejak kecil untuk menghindari hal tersebut. Pasalnya, semua ini juga demi kebaikan sang buah hati. Saat waktunya tiba, maka mereka tidak akan keberatan menjalankannya sehingga pahala yang didapatkan akan maksimal.
Beberapa Cara Mengajarkan Anak Puasa
Sebenarnya ada berbagai macam cara mengajarkan anak puasa. Meski begitu, karena setiap anak memiliki kemampuan berbeda-beda, orang tua harus bisa menyesuaikan kondisinya. Berikut adalah cara-cara tersebut.
1. Menyampaikan keutamaan menjalankan puasa
Secara fisik, mungkin anak-anak masih belum terlalu kuat menahan haus dan lapar seharian. Oleh sebab itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melatih dari sisi pengetahuan terlebih dahulu. Cobalah sampaikan tentang apa saja keutamaan yang didapatkan ketika menjalankan ibadah puasa.
Biasanya materi seperti ini sudah kerap diajarkan di bangku taman kanak-kanak ataupun Taman Pendidikan Al-Quran. Namun, tidak ada salahnya orang tua sebagai guru paling dekat juga membantu memahamkan anak terkait hal tersebut.
Sampaikan apa saja keutamaan puasa dengan bahasa yang sederhana. Sebagai contoh, katakan kepada mereka bahwa berpuasa bisa mendapatkan pahala sangat banyak. Jika pahala sudah banyak, maka manusia akan lebih mudah masuk surga.
Katakan juga bahwa salah satu hikmah dari puasa melatih belajar untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat dan tidak mudah terkena penyakit. Jangan dulu menyampaikan keutamaan yang mungkin belum bisa dipahami oleh mereka seperti menjadi orang bertakwa, menahan hawa nafsu, dan sebagainya. Tunggu sampai usia mereka mencukupi untuk memahaminya.
2. Mengajarkan tentang rukun Islam
Sudah seharusnya anak diberikan pendidikan terkait rukun Islam, yakni mulai dari syahadat, solat, puasa, zakat, dan haji. Dalam rukun Islam tersebut, berpuasa adalah salah satu rukun sehingga harus dilakukan apabila mampu.
Ketika anak sudah bisa memahami kelima rukun Islam tersebut, maka mereka nantinya juga akan lebih mudah ketika mempelajari rukun selain puasa. Sama seperti sebelumnya, sampaikan secara sederhana tentang keutamaan masing-masing. Tujuannya adalah agar si buah hati terbiasa terlebih dahulu hidup beragama Islam.
Hal ini menjadi penting karena bisa dikatakan rukun Islam adalah fondasi utama dalam beragama. Semua itu harus dipelajari dan dilakukan secara berurutan agar bisa beragama secara sempurna. Tentu saja setiap anak memiliki kapabilitas berbeda-beda. Jadi, jangan terlalu memaksakan mengajarkan materi ketika mereka belum siap.
3. Mengajarkan larangan-larangan dalam berpuasa
Agar lebih siap ketika pertama kali mulai praktik berpuasa, akan lebih baik jika orang tua memberikan bekal pengetahuan terlebih dahulu. Setelah mengajarkan keutamaannya, maka ajarkan juga hal-hal lebih teknis seperti apa saja yang tidak boleh dilakukan saat menjalankan ibadah tersebut.
Beberapa larangan saat berpuasa adalah makan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, menelan dahak, hilang akal, berbuat maksiat, haid, murtad, dan hilang akal. Kemudian, jelaskan juga masing-masing karena mungkin masih ada istilah yang belum ia pahami.
Ketika sudah mengetahui larangan, maka anak sudah memiliki bekal ketika menjalankan puasa untuk pertama kalinya. Bahkan, jika semua sudah dipahami dengan baik, maka hal ini akan menempel di pikiran bawah sadar sehingga otomatis akan dihindari saat berpuasa.
4. Latihan secara bertahap
Kemampuan setiap anak pasti berbeda-beda. Silakan latih mereka untuk berpuasa secara bertahap sesuai kemampuannya. Sebagai contoh, orang tua bisa mengajak si buah hati untuk berpuasa dalam waktu singkat terlebih dahulu seperti tiga jam terlebih dahulu dan boleh makan sejenak di pukul 09.00 lalu melanjutkan puasa kembali.
Lakukan hal tersebut kembali di pukul 12.00 dan 15.00. Apabila sudah mampu dan terbiasa, maka perlahan-lahan naikkan durasinya seperti hanya boleh makan di pukul 12.00 saja. Biasanya orang menyebutnya dengan puasa setengah hari.
Puasa setengah hari sudah bisa dilakukan ketika anak mulai menginjak bangku sekolah dasar. Meski begitu, tidak sedikit juga yang sudah mampu berpuasa sehari penuh di usia tersebut. Sekali lagi, orang tua harus menyesuaikan dengan kemampuan anak.
Ketika latihan ini dilakukan secara rutin, maka biasanya saat menginjak kelas 3, 4, atau 5 anak sudah mampu untuk menjalankan puasa sehari penuh. Hal tersebut terjadi karena mereka telah terbiasa menahan haus dan lapar dalam waktu cukup lama.
5. Sediakan menu buka favoritnya
Salah satu alasan kenapa anak-anak berat berpuasa adalah tidak bisa makan makanan atau minuman favoritnya. Menyediakan menu favoritnya untuk berbuka bisa menjadi cara cukup ampuh dalam meningkatkan semangat anak berpuasa.
Hal ini biasa terjadi ketika mereka semangat di awal-awal bulan Ramadhan, namun ketika memasuki pertengahan hingga akhir mulai loyo. Jika ia menyukai bakso, cobalah sesekali menyediakan menu berbuka bakso sehingga mereka menjadi semangat.
Cara tersebut juga berlaku ketika makan sahur. Anak biasanya mengantuk dan malas untuk makan sahur. Akan tetapi, jika menu adalah masakan favoritnya, maka hal tersebut bisa sedikit membantu. Setidaknya daftar minimal tiga menu favoritnya agar bisa diselang-seling dan tidak membuat bosan.
6. Mengajak melakukan kegiatan yang menyenangkan
Anak-anak memang cenderung sering lupa akan waktu ketika sedang melakukan kegiatan yang menyenangkan. Kondisi tersebut bisa juga diterapkan agar anak tidak terlalu memikirkan kapan waktu berbuka segera tiba.
Cobalah untuk mengajaknya bermain atau kegiatan seru seperti bermain game tanpa berlebihan, mempersiapkan makanan untuk berbuka, berjalan-jalan melihat alam, dan masih banyak lagi. Selain membuat lupa waktu, kegiatan ini juga sangat baik untuk menjalin kedekatan dengan anak.
7. Memberikan reward
Terakhir adalah memberikan hadiah apabila anak berhasil menjalankan puasa, baik itu dalam satu hari maupun satu bulan penuh. Beberapa hadiah yang bisa dipilih antara lain membelikan mainan favorit, uang saku tambahan, atau piknik ke tempat wisata tertentu.
Dengan melakukan ketujuh cara mengajarkan anak puasa di atas, maka si buah hati akan lebih siap ketika menjalankan salah satu rukun Islam tersebut. Orang tua pun bisa menjadi lebih tenang karena anak bisa melakukan dengan baik tanpa hambatan berarti.
Pasalnya, saat masuk akhir balig, hukum berpuasa akan menjadi wajib sehingga mendapatkan dosa ketika tidak melakukannya. Oleh karena itu, jika tidak dibiasakan sejak usia dini, maka hal tersebut akan menyulitkan mereka dalam melakukan kewajibannya.