Dalam bahasa Indonesia, memahami contoh kalimat SPOK yang benar sangatlah penting. Pasalnya, pengetahuan tersebut merupakan salah satu ilmu dasar dalam pembuatan kalimat tunggal saat mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia.
Kalimat tunggal sendiri tersusun atas pola SPOK yaitu subjek, predikat, objek, dan juga beserta keterangan. Nantinya, seluruh struktur tersebut akan disusun untuk membentuk sebuah kalimat.
Lantas, apakah Anda sudah mengetahui secara mendalam tentang arti kalimat itu sendiri? Nah, apabila belum mengetahuinya, maka simaklah penjelasan tentang kalimat dan struktur SPOK secara lengkap di bawah ini.
Tentang Kalimat Bahasa Indonesia
Pada Bahasa Indonesia, kalimat memiliki makna satuan bahasa yang terdiri dari gabungan kata atau klausa yang nantinya dapat berdiri sendiri untuk mendeskripsikan suatu makna. Kalimat tersebut dapat diungkapkan dalam bentuk lisan dan juga tulisan.
Sementara dalam hal bentuk, umumnya kalimat tersusun dari kata yang memiliki arti sendiri-sendiri. Akan tetapi, penetapan rentetan atau struktur katanya tersebut harus mengikuti aturan agar makna dan maksud dari kalimatnya jelas.
Lalu untuk bagian isi, kalimat tersusun dari makna beberapa kata yang disatukan hingga jadi suatu konsep utuh. Untuk itulah, penggunaan kata sebaiknya dibuat dan diatur sedemikian rupa supaya bisa membuat maknanya dapat tersampaikan secara akurat.
Penjelasan Tentang Struktur SPOK
Dalam bahasa tulis, kalimat mempunyai pola dasar berbentuk subjek + predikat. Struktur tersebut bisa menjadi luas lagi menjadi berbagai tipe struktur lain dengan memberikan tambahan unsur lain selain subjek dan predikat.
Unsur lainnya tersebut dapat berupa objek, keterangan, dan juga pelengkap. Jadi, kalimatnya dapat terdiri dari susunan pola kalimat S P O K. Nah, untuk memahami tentang arti dari subjek, predikat, objek, dan keterangan, Anda bisa melihatnya pada penjelasan berikut ini.
1. Subjek
Subjek merupakan kata yang digunakan untuk memenuhi fungsi suatu kalimat sebagai pokok. Subjek tersebut bisa berupa kelompok kata benda, klausa, ataupun kata benda (nomina).
Subjek tersebut bisa dicari dengan memakai kata tanya seperti siapa atau apa karena mempunyai isi keterangan siapa pelaku dalam kalimatnya. Sebagai contohnya, bisa dilihat pada contoh subjek berikut ini.
Budi makan gado-gado.
Pertanyaan dari kalimatnya adalah siapa yang makan gado-gado? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah “Budi” sebagai subjek.
2. Predikat
Predikat dapat dikatakan sebagai unsur utama pada suatu kalimat. Fungsi dari predikat bisa diisi oleh kata kerja, kumpulan kata kerja, kata sifat, kumpulan kata sifat, kata benda, dan kumpulan kata benda.
Predikat memiliki ciri yakni bisa dibuat ingkarannya. Apabila predikat diisi menggunakan kata kerja, maka bisa dibuat negasi katanya dengan membubuhkan kata “tidak”. Sementara bila fungsi predikatnya berupa kata benda, maka dapat dibuat negasi dengan membubuhkan kata “Bukan”.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Rudi meminum semua minuman tersisa. Negasinya bisa dibuat menjadi Rudi tidak meminum semua minuman tersisa.
Di contoh tersebut, kata meminum merupakan predikat. Meminum termasuk ke verba sehingga jika dibuat negasi perlu ditambahkan kata “tidak”.
3. Objek
Objek menjadi unsur kalimat yang mempunyai ketergantungan terhadap predikat di depannya. Objek tersebut digunakan apabila dalam kalimatnya memakai predikat berupa verba transitif.
Verba transitif tersebut bisa dikenali dengan ciri adanya imbuhan meng-, meng-...-i, dan meng-...-kan. Supaya lebih jelas, berikut adalah contohnya:
- Tommy mengungkapkan.
- Tommy mengungkapkan bahwa besok dia pergi ke Yogyakarta.
Melihat contoh tersebut, fungsi predikatnya berupa verba transitif “Mengungkapkan” sehingga diperlukan adanya kehadiran dari objek. Apabila tidak terdapat objeknya, maka kalimat tersebut tidak mempunyai makna apa-apa alias tidak selesai.
Ciri lain dari objek juga tidak boleh dimulai dengan adanya preposisi kecuali untuk di, dari, dan ke. Apabila terlebih dahulu ada preposisi, maka predikatnya akan jadi frasa proposisional dan preposisional tidak bisa jadi objek.
4. Keterangan
Keterangan menjadi unsur yang kehadirannya mempunyai sifat opsional atau tidak begitu wajib. Pada bagian keterangan bisa diisi dengan frasa nominal, numeral, preposisional, ataupun adverbia. Penggunaan keterangan ini bersifat wajib saat menjadi bagian predikat.
- Pesepak bola senior itu meninggal kemarin sore.
- Rumahku menghadap ke barat.
Pada contoh kalimat pertama, keterangan bersifat opsional karena bukan merupakan bagian predikat “meninggal”. Sementara itu, pada kalimat kedua keterangan “Ke Barat” menjadi bagian predikat sehingga jika dihilangkan akan membuat kalimatnya tidak bermakna.
Contoh Kalimat SPOK
Setelah memahami struktur S P O K, tentu Anda sudah mulai memahami bagaimana penggunaan struktur tersebut. Nah, supaya dapat memberikan tambahan pemahaman, Anda bisa juga memperhatikan beberapa contoh pola kalimat struktur SPOK berikut ini.
- Andi membeli kecap di warung. (S = Andi, P = Membeli, O = Kecap, K = Di warung)
- Bu dokter mengobati pasien di kliniknya (S = Bu Dokter, P = Mengobati, O = Pasien, K = Di Kliniknya)
- Saya pergi ke rumah budi kemarin malam (S = Saya, P = Pergi ke, O = Rumah Budi, K = Kemarin malam)
- Ani membantu ibu memasak. (S = Ani, P = Membantu, O = Ibu, K = Memasak)
- Toni mencuci kaki supaya terhindar dari penyakit. (S = Toni, P = Mencuci, O = Kaki, K = Supaya terhindar dari penyakit)
- Bapak menimbang berat badan di apotek (S= Bapak, P = Menimbang, O = Berat Badan, K = Di apotek)
- Luna memakan bubur karena sedang lapar (S = Luna, P = Memakan, O = Bubur, K = Karna sedang lapar)
- Tami mencuci piring setelah makan seblak (S = Tami, P = Mencuci, O = Piring, K = Setelah makan seblak)
- Shella memakan buah-buahan supaya sehat (S= Shella, P = Memakan, O = Buah-buahan, K = Supaya Sehat)
- Tutik merawat ayahnya di rumah (S = Tutik, P = Merawat, O = Ayahnya, K = Di Rumah)
- Adik Nana disuntik imunisasi di Puskesmas (S = Adik Nana, P = Disuntik, O = Imunisasi, K = di sekolah)
- Pak lurah melakukan pengasapan di rumah warga supaya terhindar dari serangan demam berdarah. (S = Pak Lurah, P = melakukan pengasapan, O = di rumah warga, K = supaya terhindar dari serangan demam berdarah)
- Anton berolahraga renang di kolam renang. (S = Anton, P = Berolahraga, O = Renang, K = di kolam renang)
- Indri membuang sampah plastik di tempat sampah (S = Indri, P = membuang, O = sampah plastik, K = ditempat sampah)
Semua contoh kalimat SPOK di atas sangat sederhana dan dapat dipahami struktruknya. Selain itu, telah diberikan juga SPOK untuk memudahkan Anda dalam melihat mana subjek, predikat, objek, dan keterangan yang digunakan.
Perlu diketahui, contoh kalimat Bahasa Indonesia tersebut hanyalah bentuk umum saja dalam penggunaan pola SPOK. Untuk lebih lanjut lagi, Anda dapat mempelajari bagaimana bentuk lebih kompleks lagi dari suatu kalimat.
Berdasarkan informasi contoh kalimat SPOK di atas, Anda dapat mengetahui penggunaan subjek, predikat, objek, serta keterangan dengan tepat. Hal ini sangat penting diketahui agar kalimat yang disusun maknanya bisa tersampaikan.
Untuk memperjelas pemahaman akan struktru SPOK ini, Anda bisa memperbanyak baca dan melihat contoh-contoh penerapannya. Semoga semua informasi yang disampaikan di atas dapat bermanfaat bagi Anda yang sedang mempelajari tentang struktur SPOK.