Seorang pasien yang dinyatakan suspect virus corona menuliskan curhatnya di sosial media. Curhatan tersebut ditulis oleh seseorang yang bernama Muhammad Fachri Muchtar di twitter.
1. Fachri menjelaskan bahwa dirinya merasa sangat resah dengan kondisi saat ini sebagai pasien suspect virus corona.
2. Ia kemudian menceritakan tentang bagaimana pengalamannya sebagai pasien terduga virus corona di salah satu rumah sakit di Jakarta.
3. Gejala yang diderita olehnya adalah demam, sesak nafas, flu, sakit tenggorokan, batuk, ditambah dengan lemas.
4. Ia mengatakan bahwa dirinya sedang menjalani karantina mandiri di dalam rumah. Sebelumnya, Ia dirawat di dalam ruang isolasi IGD.
5. Fachri kemudian menceritakan tentang bagaimana saat Ia sudah meminum obat dari dokter, sakit sesak dan batuknya tidak juga kunjung membaik.
6. Oleh karena hal tersebut, Fachri akhirnya memutuskan untuk pindah ke rumah sakit rujukan.
7. Setelah tiba di rumah sakit rujukan, Ia langsung masuk ke dalam ruang IGD untuk dilakukan pemeriksaan.
8. Setelah dilakukan cek darah hingga rontgen paru, Fachri kemudian dipindahkan ke dalam ruang dekontaminasi yang isinya orang batuk semua.
9. Ia menuturkan bahwa semuanya batuk, apakah terindikasi virus corona atau tidak, disatukan di dalam ruangan tersebut.
10. Di dalam satu ruangan, berisikan 4-5 orang dengan ukuran ruangan hanya sekitar 2x3 meter.
11. Di dalam ruangan itu ada 3 pasien yang tidur di atas ranjang, lalu 2 pasien lainnya duduk karena tidak ada ranjang lagi.
12. Usai menanti sekitar 2 jam, Fachri dikabari bahwa dirinya merupakan pasien supect virus corona berdasarkan riwayat perjalanan.
13. Fachri kemudian dipindahkan ke ruangan khusus isolasi untuk pasien terduga virus corona.
14. Ruangan isolasi tersebut diisi oleh 6 orang pasien dengan kriteria yang berbeda-beda. Mulai dari yang terlihat sehat hingga batuk berat.
15. Di dalam ruangan hanya ada 3 kasur, sedangkan pasiennya ada 6 orang, jadi untuk sebagian orang harus duduk di kursi roda.
16. Dari 6 pasien itu, 2 diantaranya kemudian mendapatkan rujukan ke rumah sakit lain, sedangkan untuk sisanya menunggu kamar isolasi rawat inap yang kosong.
17. Setelah menunggu, Fachri beserta dengan pasien lainnya menjalani tes swab oleh tim dokter, namun sayang sekali karena hasilnya baru bisa diketahui paling cepat 3 hari.
18. Fachri pun mengeluh karena hasilnya yang sangat lama. Setelah menjalani tes swab, Fachri kemudian diizinkan untuk pulang dan karantina secara mandiri di rumah sambil menunggu hasil tes.
19. Bila memang positif, Fachri mengatakan bahwa dirinya akan dijemput dengan menggunakan ambulans.
20. Keputusan untuk karantina mandiri dilakukan karena memang adanya keterbatasan ruang isolasi lantaran jumlah pasien virus corona terus bertambah.
21. Fachri juga turut menceritakan tentang kisahnya saat berbincang dengan dokter di rumah sakit tersebut. Dokter menyatakan bahwa Indonesia memang tidak siap menghadapi corona.
22. Tidak heran kalau masih ada banyak pasien yang underdiagnosed. Fachri juga menambahkan bahwa fasilitas rumah sakit masih sangat terbatas.