Selamat datang di Fakta.id yang kali ini akan membahas tentang kasus virus corona yang dikabarkan sudah masuk ke Indonesia lewat seorang penerjemah turis China di RS Kandouw Manado, Sulawesi Utara.
Penerjemah tersebut sudah diisolasi di rumah sakit yang baru saja ikut penerbangan dengan rute Guangzhou ke Manado dan menggunakan maskapai Lion Air. Berikut ini beberapa fakta yang bisa Fakta.id berikan untuk kalian mengenai kasus penyebaran virus corona di Indonesia ini:
1. Korban merupakan seorang penerjemah
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa orang yang diduga terserang virus corona ini merupakan seorang penerjemah.
"Dia seorang penerjemah yang selalu mendampingi turis. Tadi malam dia turun dari Guangzhou dan terdeteksi personel Kantor Kesehatan Pelabuhan, suhu tubuhnya tidak sampai 38 derajat selsius," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, dr Steaven Dandel di Manado.
Steaven menjelaskan kalau penerjemah itu mengalami flu, tetapi tak ditemukan demam atau gejala seperti pneumonia. "Tadi pagi dia melapor mengalami pilek, namun dia tidak demam dan tidak ada pneumonia atau radang paru-paru," kata Steavan.
2. Kriteria atau gejala penderita virus corona
Steaven kemudian juga menjelaskan tentang 3 gejala yang paling umum dijumpai oleh penderita virus corona, yaitu demam, batuk disertai dengan pilek dan nyeri pada tenggorokan. Ada juga gejala tambahan seperti radang paru-paru atau pneumonia.
Baca juga: (7 Fakta Wabah Virus Corona Di Mata Presiden China Xi Jinping)
3. Walau tidak memperlihatkan gejala corona secara penuh, penerjemah tetap diisolasi
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, penerjeman yang diduga terserang virus corona itu diisolasi oleh rumah sakit. Steavan menjelaskan bahwa kondisi dari penerjemah itu dinyatakan dalam kondisi sehat.
"Dia kami sudah isolasi di RS Kandouw demi keamanan, istilahnya jangan sampai jadi sumber penularan ke tempat lain. Sekarang kondisinya sehat, suhu tubuhnya 36 derajat selsius, hanya pilek dan tidak ada tanda-tanda pneumonia," katanya.
4. Tindakan isolasi untuk pengamanan saja
Steavan juga menjelaskan bahwa tindakan isolasi yang dilakukan oleh pihaknya hanya sekedar untuk pengamanan saja. Masyarakat diminta untuk tidak merasa khawatir atas kejadian ini.
"Dia belum termasuk suspect corona virus, hanya dalam pengawasan," ungkapnya.
5. Usia penerjemah yang diduga terjangkit corona berusia 23 tahun
Penerjemah dengan inisial G ini masih berusia 23 tahun, kalau dilihat dari apa yang diinformasikan oleh para ahli, virus corona lebih rentan menyerang kepada manusia yang berusia 40 tahun ke atas.
Baca juga: (5 Fakta Kondisi Mahasiswa Asal Indonesia di Wuhan saat Virus Corona Menyebar)
6. Dijemput pakai Ambulans dari dalam Hotel
Kabid Pelayanan Medik RSUP Prof Kandou Manado, dr Hanry Takasenseran menjelaskan bahwa pasien dijemput langsung di hotel tempatnya menginap.
"Jadi saat mendapatkan laporan tentang itu, pasien kemudian dijemput oleh ambulans di hotel tempat dirinya menginap. Ini langkah awal yang dilakukan untuk mengantisipasi hal buruk yang bisa terjadi," ucapnya.
“Jadi masih dalam pengawasan. Kami antisipasi, karena dirinya baru balik dari wilayah yang terkena virus itu. Selain itu, karena ada riwayat demam, maka kami antisipasi lebih awal," katanya.