Simak pengertian majas retorik beserta contohnya di sini untuk bisa memahami penggunaan kalimat sindiran yang halus untuk percakapan sehari-hari.
Majas adalah cara penyampaian bahasa dengan kesan optimal dan efektif bagi pembaca atau pendengarnya. Majas terbagi menjadi empat jenis, yaitu perbandingan, pembanding, sindiran, dan penegasan. Majas disebut sebagai kiasan. Di antara empat jenis majas tersebut, ada majas retorik.
Hal itu merupakan bentuk bahasa kiasan yang masuk dalam kelompok majas penegasan. Seperti apa majas tersebut? Mari kita membahasnya secara mendalam di sini.
Pengertian Majas Retorik Beserta Contohnya
Retorika adalah ekspresi dari pertanyaan yang jawabannya sudah terkandung dalam pertanyaan. Artinya kalimat retoris adalah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Oleh karena itu, jawaban atas pertanyaan ini hanyalah konfirmasi saja.
Agar lebih memahami tentang majas tersebut, di sini kami akan memberikan contoh majas retorik dan penjelasan lengkapnya.
Sindiran untuk Anak yang Malas Belajar
“Jadi, kamu pikir kamu bisa lulus bahkan jika tidak pernah belajar?”
Contoh pertama di atas adalah kalimat tanya yang ditandai dengan tanda tanya di akhir kalimat. Pembicara di atas seolah-olah mengajukan pertanyaan tanpa mengharapkan jawaban, tetapi kalimat tanya juga tidak memiliki jawaban yang jelas.
Tujuan utama dari contoh kalimat di atas adalah untuk mengolok-olok orang yang tidak pernah belajar tetapi masih yakin bisa mendapatkan nilai bagus.
Sindiran Bagi Orang yang Suka Pulang Larut Malam
“Lihat jam berapa sekarang! Apakah kamu baru saja pulang?”
Contoh kalimat retoris di atas juga merupakan pertanyaan satir. Dalam kasus di atas, penanya sebenarnya tidak menanyakan jam berapa atau apakah responden sudah pulang atau belum. Kalimat di atas menunjukkan bahwa penanya ingin memberikan sindiran kepada penanya.
Kalimat Satir dari Guru kepada Siswa
“Jadi apakah kita harus kembali ke topik SMP untuk menjadikan kalian memahami materi tersebut?”
Kalimat tanya di atas mengandung frase retoris yang dimaksudkan untuk menyampaikan sindiran. Penanya yang ternyata adalah seorang guru, bertanya-tanya apakah dia benar-benar harus berdiskusi dan mengajar mata pelajaran sekolah menengah ketika siswa di depannya sudah mencapai tingkat siswa sekolah menengah atas.
Kalimat Sindiran untuk Orang Lain dan Diri Sendiri
“Semua orang tentu ingin hidup sejahtera hingga tua, bukan?”
Contoh kalimat retoris di atas dapat diartikan sebagai kalimat tanya karena mengandung kata “siapa” sebagai kata tanya.
Namun, pertanyaan di atas juga bisa ditujukan kepada orang lain atau kepada si penanya sendiri. Maksud dari kalimat di atas adalah untuk membuat sindiran, karena biasanya tidak ada orang di dunia ini yang tidak ingin hidup dengan baik dan sejahtera sampai tua.
Kalimat Retoris untuk Menyampaikan Sindiran
“Butuh berapa banyak nyawa lagi yang hilang demi konflik ini?”
Kalimat tanya di atas merupakan tuturan retoris karena bertujuan untuk menyampaikan sindiran. Pertanyaan di atas diajukan karena perang ini telah menimbulkan banyak korban jiwa dan sebaiknya tidak dilanjutkan. Penanya tidak benar-benar menanyakan berapa korban lagi yang akan gugur.
Sindiran Tersembunyi
“Bagaimana Anda baru tahu tentang berita ini?”
Ungkapan retoris di atas diinginkan oleh orang-orang yang menginginkan berita terkini. Meski terkesan sederhana, pertanyaan di atas mungkin mengandung maksud satir yang tersembunyi.
Penanya tidak bertanya tentang alasan dari lawan bicara tidak mengetahui informasi tersebut, tetapi menyindir orang tersebut karena baru mengetahui berita tersebut.
Sindiran dan Olokan
“Kalau hanya melihat saja, apa mungkin para korban itu bisa menolong diri mereka?”
Contoh tersebut sebenarnya digunakan untuk mengolok-olok orang yang hanya menonton alih-alih membantu ketika kecelakaan terjadi tepat di depan mereka.
Penanya tidak terlalu percaya bahwa korban kecelakaan dapat menolong dirinya sendiri. Satir ini juga berisi semangat dan nasehat agar para korban kecelakaan itu harus ditolong dan tidak hanya dipandang sebelah mata.
Kalimat Sindiran yang Tegas
“Apakah ada orang yang ingin ditipu dan dibohongi?”
Kalimat di atas adalah contoh penggunaan idiom retoris untuk menciptakan sindiran yang kuat. Pertanyaan-pertanyaan di atas bisa ditujukan kepada orang-orang yang terlalu banyak bertanya dan berkomentar ketika korban telah dibohongi dan ditipu.
Secara umum, tidak ada yang mau menjadi korban penipuan dan kebohongan. Artinya, pertanyaan di atas ditanyakan dengan jelas tanpa menunggu jawaban.
Sindiran untuk Orang yang Bekerja Berlebihan
“Apakah Anda tidak lelah setelah 12 jam kerja?”
Pertanyaan di atas tidak menunggu jawaban karena biasanya orang merasa lelah setelah 12 jam bekerja. Kalimat di atas bisa dianggap sebagai sindiran tersembunyi bagi orang yang bekerja 12 jam tanpa istirahat.
Kalimat Retorik untuk Menyindir Seseorang
“Apa kau tega membuat ibumu kelaparan?”
Ungkapan retoris di atas memiliki maksud menyindir karena si penanya tidak bisa mengajukan pertanyaan di atas sambil menunggu jawaban.
Tidak ada orang normal yang berani membuat ibunya sendiri kelaparan dan pertanyaan di atas bisa menjadi sindiran untuk mencegah orang tersebut melakukan apa yang mereka inginkan.
Sindiran untuk Orang yang Takut
“Mengapa takut? Apakah menurut Anda tubuh ini dapat hidup kembali?”
Maksud dari kalimat tanya di atas adalah untuk menyindir orang-orang yang ketakutan karena mungkin berpikir bahwa mayat bisa hidup kembali. Anda dapat melihat bahwa penanya jelas tidak membutuhkan jawaban atas pertanyaan ini.
Sindiran yang Bermakna Pujian
“Tidak heran restoran ini penuh sesak. Siapa yang tidak tergiur dengan semua makanan lezat itu?”
Pertanyaan di atas mungkin terkesan menyindir, tetapi bisa juga memiliki makna pujian yang tersembunyi. Penanya tampaknya memuji restoran yang ramai karena makanannya enak dan menarik orang.
Idiom Retoris dengan Maksud Menyindir
“Apakah garam tidak terasa asin?”
Semua orang tahu bahwa garam rasanya asin, maka kalimat tanya di atas bisa dijadikan idiom retoris dengan maksud menyindir.
Tak hanya 13 contoh majas retoris tersebut, kami juga memberikan deretan contoh majas retoris lainnya yang bisa dijadikan contoh untuk mengungkapkan sindiran secara halus di kehidupan sehari-hari.
- Berapa banyak lagi korban karena konflik antar negara ini?
- Apakah Anda pikir mayat akan hidup kembali?
- Jangan berbuat dosa seperti itu, apakah kamu siap jika kamu mati besok?
- Jadi, apakah Anda masih berpikir Anda bisa naik kelas meskipun Anda bermain setiap hari tanpa belajar?
- Siapa yang tidak menginginkan suami yang kaya dan tampan?
- Mengapa berenang? Bukankah lebih cepat dengan perahu?
- Menurut Anda, apa penyebab kemacetan lalu lintas yang parah ini?
- Apa menurutmu korban kecelakaan bisa menyelamatkan diri hanya dengan merekam dan menontonnya?
- Apakah Anda tega meninggalkan si kecil dalam kesulitan?
- Siapa yang rela kehilangan orang yang mereka cintai?
- Siapa yang tidak ingin hidup kaya?
- Siapa yang tidak sedih ketika orang yang mereka cintai meninggal?
- Kapan aku memintamu untuk membenciku?
- Pernahkah kita bertanya kepada pemimpin yang korup?
- Apakah menurut Anda polisi hanya diam saja ketika Anda melanggar hukum?
- Siapa yang tidak ingin hidup damai dan tanpa masalah?
Bagaimana? Mudah sekali untuk membuat majas retorik, bukan? Gunakan contoh-contoh di atas untuk membuat majas retoris yang bagus.