Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah atau SKHUS adalah dokumen sementara sebagai pengganti ijazah untuk menunjukkan hasil ujian siswa di sekolah.
SKHUS adalah salah satu dokumen penting yang biasa digunakan dalam dunia Pendidikan. Surat ini diterbitkan secara langsung oleh pihak sekolah yang menunjukkan hasil ujian dari siswa/siswi yang bersangkutan.
Keberadaannya sangat memudahkan siswa yang ingin melakukan pendaftaran SMP maupun SMA sederajat. Surat ini sudah menjadi syarat utama bagi pendaftar untuk menggantikan ijazah asli yang belum diterbitkan. Sifatnya yang sementara menandakan bahwa memiliki batas waktu tertentu.
Meskipun begitu, ternyata masih banyak yang mengira bahwa SKHUN sama seperti SKHUS. Padahal kedua dokumen ini memiliki perbedaan yang cukup jauh, baik dari fungsi maupun bentuknya. Jika ingin mengetahui perbedaan dan pembahasan terkait SKHUS, simak artikel ini!
SKHUS Adalah
SKHUS (Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah) merupakan sebuah dokumen yang berisi nilai hasil ujian para peserta didik. Pembuatan dokumen ini bertujuan sebagai pengganti ijazah asli sekolah yang masih belum diterbitkan.
Kegunaannya bisa dibilang hampir sama dengan ijazah asli, yaitu sebagai dokumen untuk melengkapi pendaftaran ke jenjang pendidikan selanjutnya. Seperti misalnya pelengkap dokumen siswa SD untuk mendaftar ke jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Bisa juga untuk siswa SMP yang melakukan pendaftaran ke SMA (Sekolah Menengah Atas). Dokumen ini terdiri dari 2 lembar yang berisi beberapa hal penting. Lembar pertama memuat nilai hasil tes dari masing-masing pelajaran yang sudah diujikan, meliputi jumlah nilai dan rata-ratanya.
Sementara itu, lembar kedua berisi deskripsi terkait kompetensi siswa/siswi terhadap komponen MAPEL yang sudah diujikan. Deskripsi yang dimaksud berisi penjelasan terkait nilai atau angka yang didapatkan siswa di beberapa mata pelajaran.
Perbedaan SKHUN dan SKHUS
Selama ini banyak yang beranggapan bahwa SKHUN sama dengan SKHUS. Meskipun sama-sama digunakan dalam dunia pendidikan, kedua dokumen ini memiliki perbedaan yang cukup jauh.
Perbedaan dari Waktu Penerbitan
SKHUN (Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional) termasuk dokumen penting yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai namanya, SKHUN tersebut digunakan untuk menunjukkan hasil ujian nasional.
Sedangkan SKHUS (Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah) merupakan dokumen yang dikeluarkan secara langsung oleh pihak sekolah. Surat keterangan tersebut menyatakan hasil dari ujian sekolah siswa, bukan ujian nasional.
SKHUN umumnya dicetak massal untuk siswa/siswi yang sudah mengikuti Ujian Nasional. Umumnya baru akan diterbitkan oleh pihak terkait setelah hasil Ujian Nasional sudah diumumkan. Namun untuk SKHUS dikeluarkan oleh pihak sekolah ketika ujian sudah dilaksanakan.
Hal tersebut sudah pasti menyebabkan terjadinya antara perbedaan waktu penerbitan dari keduanya. SKHUS yang tidak perlu dicetak secara massal tentu bisa diterbitkan dalam waktu yang lebih cepat.
Perbedaan dari Segi Isi
Sudah dijelaskan bahwa SKHUS adalah dokumen yang memuat tentang hasil ujian dari setiap MAPEL. Hasil ujian tersebut tentu meliputi semua mapel yang diajarkan di sekolah dan terbagi dalam kelompok A dan kelompok B. Pada bagian bawahnya akan dicantumkan rata-rata dari keseluruhan nilai.
Namun untuk SKHUN lebih simple karena hanya berisi hasil Ujian Nasional dari setiap MAPEL seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
SKHUN biasanya dilengkapi dengan identitas siswa, seperti nama, NISN (Nomor Induk Siswa Nasional), nama sekolah, provinsi dan masih banyak lagi. Sedangkan dalam SKHUS hanya tertera identitas siswa beserta nama sekolahnya saja.
Keduanya memiliki format secara khusus dalam bentuk yang sama, yaitu selembaran kertas yang dicetak oleh pihak terkait.
Penggunaan Dokumen
SKHUN memang sudah menjadi persyaratan yang harus disiapkan untuk meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, seperti SMP maupun SMA. Selain itu, keberadaanya juga bisa menjadi patokan siswa untuk mengikuti program beasiswa maupun penerimaan kerja.
Disisi lain, SKHUS hanya akan dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang siswa selama belajar di sekolah. Pendidik juga bisa menggunakannya sebagai pertimbangan untuk memberikan nilai rapor yang tepat dalam setiap semester.
Fungsi SKHUS
SKHUS memang mempunyai fungsi yang cukup penting dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Adapun beberapa fungsi SKHUS dalam dunia pendidikan adalah seperti berikut ini:
1. Mengetahui Prestasi Peserta Didik
SKHUS bisa dijadikan sebagai bukti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan ujian. Nilai yang ada dalam dokumen ini sudah cukup menjelaskan seberapa jauh siswa untuk memahami materi yang sudah diajarkan oleh guru.
Dokumen ini akan memberikan sedikit gambaran kepada beberapa pihak terkait, seperti wali murid, sekolah, ataupun institusi pendidikan tertinggi mengenai keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi akademik.
2. Sebagai Acuan dalam Menentukan Kelulusan
Mungkin masih belum banyak diketahui kalau SKHUS berperan penting untuk menentukan kelulusan siswa. Nilai yang ada pada SKHUS bisa dijadikan acuan untuk melakukan penentuan apakah sudah sesuai dengan persyaratan untuk menempuh jenjang berikutnya atau belum.
Jika nilainya di bawah rata-rata, tentu harus tidak akan naik kelas sehingga belum bisa lolos untuk melanjutkan pendidikan. Maka dari itu, setiap siswa diwajibkan untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini karena nilai dalam SKHUS menjadi penentu untuk masuk pada perguruan tinggi.
3. Memberikan Motivasi Siswa untuk Semakin Bersemangat
Tanpa disadari, SKHUS bisa memotivasi peserta didik untuk meraih prestasi yang diinginkan. Hal ini karena nilai yang ada didalamnya bisa mendorong siswa untuk semakin semangat dalam belajar. Semangat belajar yang membara sudah pasti mampu meningkatkan kemampuan akademik.
Selain itu, nilai tersebut bisa membuat siswa untuk melakukan evaluasi pada diri sendiri. Siswa akan berusaha untuk mencari apa yang kurang sehingga secara perlahan dapat meningkatkan prestasi yang dimiliki.
4. Memberikan Informasi dan Data Nilai
SKHU memiliki manfaat untuk menyediakan informasi dan data nilai dari semua siswa. Data yang sudah didapatkan tersebut akan digunakan untuk melakukan analisis sekaligus evaluasi pada sistem pendidikan.
Data nilai yang sudah tertulis juga bisa digunakan untuk melakukan identifikasi pada kemampuan siswa secara menyeluruh, baik itu dalam tingkat sekolah ataupun nasional.
Lalu Bagaimana Jika SKHUS Rusak atau Hilang?
SKHUS memang penting sehingga semua pihak sekolah akan menerbitkannya sebagai pengganti ijazah sementara. Namun hal yang sering dialami siswa yaitu SKHUS yang rusak atau bahkan hilang.
Jika Anda mengalami masalah yang sama, simak harus segera diatasi dengan menyiapkan persyaratan berikut:
- Memberikan laporan kehilangan kepada pihak kepolisian.
- Fotocopy buku induk.
- Surat tanggungjawab dari pihak pemohon dengan materai Rp10.000.
- Surat pernyataan yang setidaknya dari 2 orang teman seangkatan dengan materai Rp10.000.
- Fotocopy buku induk dari semua saksi.
- Fotocopy SKHUS jika masih ada.
- Pas foto terbaru dengan ukuran 3x4 sebanyak 3 lembar.
- Materai Rp10.000
Jika semua data tersebut sudah lengkap, Anda bisa langsung membawanya ke Dinas Pendidikan terdekat. Petugas pelayanan akan segera melakukan pengecekan pada data tersebut. Setelah semuanya dianggap memenuhi syarat, Anda tinggal menunggunya sampai diproses.
Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah atau SKHUS adalah dokumen penting dalam dunia pendidikan. Dokumen ini diterbitkan secara langsung oleh pihak sekolah yang menyatakan nilai hasil ujian. Pastinya dibutuhkan untuk pendaftaran di jenjang yang lebih tinggi, baik SMP maupun SMA.