Sudut pandang orang kedua adalah sudut pandang dengan kata ganti 'kamu', 'kau', dan 'anda'. Secara langsung narator melibatkan pembaca sebagai tokoh utama.
Dalam sebuah karya tulis seperti novel, cerpen dan sejenisnya, Anda mungkin akan menemukan beberapa jenis sudut pandang yang digunakan untuk menceritakan alur dalam karya tulis tersebut. Salah satu jenis yang digunakan adalah sudut pandang orang kedua.
Sudut pandang ini memang lebih jarang digunakan dibandingkan sudut pandang orang pertama atau ketiga. Meski begitu beberapa karya sengaja menggunakan sudut pandang untuk orang kedua karena beberapa alasan tertentu. Penggunaan sudut pandang ini juga harus disesuaikan dengan aturan.
Pasalnya penggunaan sudut pandang akan menampakkan kesan alur yang berbeda-beda sehingga pesan dalam cerita dapat sampai dengan baik pada pembaca. Sebelum belajar tips penggunaan sudut pandang untuk orang kedua, mari belajar definisinya terlebih dulu.
Mengenal Pengertian Sudut Pandang Orang Kedua
Sudut pandang sendiri memiliki arti penempatan diri penulis dalam sebuah cerita untuk menyampaikan alur cerita. Sedangkan arti dari sudut pandang dari orang kedua adalah penggambaran cerita dengan kata ganti 'kamu' atau 'anda' atau 'kau'.
Dalam hal ini posisi 'kamu' dalam cerita adalah pemeran utama sehingga sosoknya akan semakin dekat dengan jalan cerita dari awal hingga akhir. Untuk penulisan karya tulis fiksi jika sudah menggunakan orang kedua maka harus konsisten hingga akhir tanpa menyebutkan orang pertama 'aku'.
Penggunaan sudut pandang jenis orang kedua ini akan secara langsung melibatkan pembaca sebagai pemeran atau tokoh utama dalam cerita tersebut. Emosi dalam membaca akan lebih bisa dirasakan pembaca saat narator atau penulis menggunakan sudut pandang jenis orang kedua.
Alasan Narator Menggunakan Kata Ganti Sudut Pandang Orang Kedua
Saat memilih menggunakan sudut pandang, narator pasti akan mempertimbangkan beberapa hal sehingga pada akhirnya memiliki orang kedua sebagai sudut pandang sampai akhir cerita.
Berikut di bawah ini beberapa alasan umum yang digunakan oleh narator untuk mempertimbangkan sudut pandang jenis orang kedua:
1. Menciptakan Nuansa Sudut Pandang yang Unik
Sebagaimana yang sedikit disinggung di atas, sudut pandang untuk orang kedua ini memang cukup unik atau jarang sekali digunakan dalam.sebuah karya tulis baik itu karya fiksi maupun non-fiksi.
Membaca karya tulis dengan sudut pandang ini akan memberikan kesan yang berbeda dan pengalaman membaca yang baru dengan daya tarik yang berbeda pula tentunya.
2. Mengajak Pembaca untuk Refleksi Diri
Dengan kata ganti 'kamu' atau 'anda', maka sudah pasti bacaan dalam karya tulis akan secara langsung tertuju kepada pembaca tersebut. Dengan begitu pembaca akan secara langsung menerima pesan yang disampaikan narator melalui karya tulisnya tersebut.
Dalam sebuah contoh saat narator menceritakan kisah cinta pemeran utama dalam sebuah tulisan.
Kemudian terdapat nilai sosial yang dipelajari di dalam tulisan tersebut, maka secara otomatis pembaca akan langsung menerima pesan dari narator karena merasa terlibat sebagai tokoh utama.
Ketika pembaca secara langsung membaca pesan dalam karya tulis yang tertuju untuknya sebagai pemeran utama, maka pembaca akan terdorong untuk melakukan refleksi diri sendiri karena pesan yang langsung diterimanya tersebut.
Utamanya alasan yang satu ini sangat berkaitan dengan karya tulis yang bertema self improvement.
3. Menciptakan Vibes Menyenangkan
Ketika membaca sebuah karya yang langsung tertuju kepada pembaca, tentu pembaca akan lebih senang karena seolah bisa langsung merasakan alur cerita sebagai pemeran utama. Inilah mengapa membaca novel atau cerpen sudut pandang orang kedua akan lebih menyenangkan.
Tips Mengimplementasikan Sudut Pandang untuk Orang Kedua
Meskipun penggunaan sudut pandang jenis orang kedua akan sangat menyenangkan, namun tidak semua penulis mampu memberikan kesan yang pas saat menggunakan sudut pandang tersebut. Untuk itu dibutuhkan keahlian untuk bisa mengaplikasikan penggunaan sudut pandang tersebut.
Bagi Anda Anda yang belum pernah membuat sudut pandang jenis orang kedua, maka berikut ini ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk mengimplementasikannya:
1. Gunakan Referensi Sebanyak-banyaknya
Tips pertama yang bisa dicoba untuk menggunakan POV orang kedua adalah belajar melalui berbagai referensi karya yang ada. Untuk bisa menulis karya tulis yang bagus memang dibutuhkan banyak pengalaman dan wawasan agar isi yang disampaikan bisa lebih berbobot.
Pasalnya narasi yang digunakan untuk POV orang pertama, kedua dan ketiga akan memiliki perbedaan. Anda bisa pelajari bagaimana teknik yang baik dalam menulis cerita yang menggunakan POV orang kedua.
Kebanyakan buku-buku referensi yang memiliki sudut pandang orang kedua adalah buku anak-anak. Cari referensi sebanyak-banyaknya karena dengan memperbanyak referensi akan memudahkan Anda dalam proses penulisan alur cerita dengan sudut pandang ini.
2. Mengkonversi Cerita dengan Bahasa dan Sudut Pandang Berbeda
Jika Anda merasa kesulitan dalam mengarang cerita hanya dengan membaca referensi yang ada, maka Anda bisa coba belajar dulu dengan cara konversi cerita.
Konversi yang dimaksud di sini adalah mengambil cerita dari karya tulis orang lain kemudian coba ubah menggunakan sudut pandang orang kedua. Jadi Anda bisa gunakan karya tulis dengan sudut pandang orang pertama atau ketiga kemudian diubah menjadi POV orang kedua.
Namun hal ini hanya untuk pembelajaran semata dan bukan untuk tujuan menerbitkan ulang karena hal itu akan disebut sebagai plagiarisme. Dengan belajar menggunakan konversi karya orang lain Anda akan semakin mudah membiasakan penggunaan sudut pandang ini.
3. Konsisten
Salah satu tantangan yang cukup sulit saat menggunakan POV orang kedua adalah konsistensi. Narator akan sangat mudah merasa terjebak saat mulai menggunakan sudut pandang jenis ini.
Banyak narator yang terhanyut dalam alur cerita kemudian justru menggambarkan alur menggunakan sudut pandangnya sendiri. Maka dalam kasus seperti ini hal paling penting untuk dilakukan adalah mengingat dan memahami betul siapa tokoh yang menjadi pemeran utama.
Dengan mengingat pemeran utama dalam alur cerita, Anda akan lebih mudah menjaga konsistensi penggunaan POV orang kedua hingga akhir cerita.
4. Gunakan Waktu yang Aktual
Umumnya cerita yang menggunakan POV orang kedua akan menggunakan pemilihan waktu yang lebih aktual. Dengan menggunakan waktu aktual, pembaca akan merasa benar-benar hadir dalam cerita tersebut, sehingga nuansa yang dirasakan pembaca akan lebih nyata.
Meski begitu, penggunaan POV orang kedua tetap bisa menggunakan waktu flashback dengan catatan narator harus berhati-hati dalam menceritakan alurnya sehingga pembaca akan tetap meras dihadirkan sebagai pemeran utama dalam cerita tersebut.
5. Buat Narasi Sedetail Mungkin
Untuk bisa menggunakan POV orang kedua tidak bisa hanya mengandalkan jalan cerita yang setengah-setengah. Anda harus menulis alur dan narasi sedetail mungkin. Penggambaran suasana dalam cerita harus dibuat sangat jelas.
Dengan membuat narasi yang detail, narator bisa sekaligus memancing indera pembaca agar benar-benar merasakan petualangan saat membaca karya tulis tersebut.
Mengimplementasikan sudut pandang orang kedua memang tidak semudah menggunakan sudut pandang orang pertama maupun ketiga. Dibutuhkan keahlian merangkai narasi dan alur yang benar-benar melibatkan pembaca.
Meskipun sulit dan jarang digunakan, sudut pandang jenis orang kedua ini boleh dicoba untuk menambah pengalaman baru dalam menulis narasi yang lebih unik dan asyik.